Sabtu, 09 November 2013
BIOS
BIOS merupakan akronim untuk Dasar System Input / Output . Bios adalah bagian pertama boot komputer, dan merupakan pengaturan untuk boot sistem operasi. Serta juga bertanggung jawab untuk beberapa bagian yang paling mendasar komputer interface seperti keyboard dan video juga dapat berkomunikasi dengan kartu NIC dan kabel data, bahkan memberikan fasilitas untuk booting dari interface.
Ketika sebuah komputer pertama dimulai, ia membaca BIOS chip untuk instruksi tentang apa yang harus dilakukan. Test BIOS biasanya melakukan Power On Self-Test untuk memastikan bahwa semua yang diperlukan komponen hardware yang terpasang ke komputer. Setelah tes POST, komponen utama (keyboard, sistem memori, IDE drives) diinisialisasikan. Pada BIOS biasanya ditentukan (oleh produsen komputer) lokasi untuk bootable sistem operasi.
Untuk mengkonfigurasi atau melihat dari satu konfigurasi BIOS, urutan penekanan khusus harus dilakukan pada saat startup. Akan ada pesan yang menunjukkan bahwa kunci untuk menekan, tetapi karena disajikan untuk tidak lebih dari tiga detik (dan sering kurang dari satu detik), ini kunci umum yang harus mencoba: F1, F2, DEL, ESC.
Setelah konfigurasi BIOS layar terlihat, pengguna biasanya dapat mengubah urutan boot, menetapkan sandi (untuk OS atau BIOS itu sendiri), mengubah kecepatan prosesor, dan mengaktifkan / menonaktifkan Num Lock pada keyboard. Tugas-tugas umum lainnya termasuk sistem yang mengatur waktu dan tanggal, dan mengkonfigurasi rendah tingkat daya manajemen, Seperti harddisk dan video shutdown.
Tidak ada bahaya mengubah pengaturan. Namun, jika tidak membuat perubahan yang benar maka ada kemungkinan bahwa tidak akan terjadi boot komputer, atau kerusakan yang mungkin terjadi dengan prosesor dan memori.
BIOS (Basic Input Output System), merupakan perangkat lunak komputer yang berfungsi mengatur seluruh konfigurasi sistem komputer saat pertamakali dijalankan, adapun hal yang dilakukan oleh BIOS antara lain :
• Inisialisasi (penyalaan) serta pengujian terhadap perangkat keras (dalam proses yang disebut dengan Power On Self Test, POST)
• Memuat dan menjalankan sistem operasi
• Mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam komputer (tanggal, waktu, konfigurasi media penyimpanan, konfigurasi proses booting, kinerja, serta kestabilan komputer)
• Membantu sistem operasi dan aplikasi dalam proses pengaturan perangkat keras dengan menggunakan BIOS Runtime Services.
Saat pertamakali komputer dinyalakan sebenarnya komputer melakukan pengecekan terlebih dahulu yang biasa disebut POST BIOS (Power On Self Test), Proses ini berjalan singkat, sesaat sebelum komputer booting memuat ( load ) sistem operasi Windows. Proses POST (umumnya) akan muncul dilayar seperti gambar ini.
Gambar POST BIOS
Setiap Komputer memiliki tampilan POST BIOS yang berbeda , tergantung jenis BIOS yang digunakan pada motherboard. Kadang POST BIOS ini tidak muncul di layar, tetapi diganti logo merek komputer. Dengan men-desable tampilan logo (dari dalam BIOS ), maka POST BIOS akan tampil di layar.
Komponen BIOS
BIOS tersusun dari beberapa bagian/komponen.
• BIOS Setup, program untuk merubah konfigurasi dasar komputer, yang terdiri dari bermacam menu yang kadang cukup rumit untuk mengaksesnya. Pelajari buku manualnya.
• Driver, ini adalah software untuk hardware dasar mis. Keyboard, video adapter, processor, harddisk dll.agar bisa berfungsi dalam mode DOS.
• Bootstraper, agar komputer dapat menjalankan proses booting ke dalam OS yang ter install dalam komputer.
Tempat Penyimpanan BIOS
Program BIOS disimpan di dalam chip ROM(Read Only Memmory), untuk komputer modern sekarang rata-rata menggunakan FlashROM yang dapat di Update menggunakan software Flash BIOS Programmer.
• Hasil setting BIOS akan disimpan dalam chip CMOS RAM yang memerlukan daya listrik, dan jika aliran listrik ke CMOS putus maka isi nya kan hilang dan kembali ke setting standar BIOS. Daya linstrik untuk CMOS disediakan oleh sebuah battery litium seri CR2032.
• Jika battery ini rusak atau dilepas, aliran daya terputus, maka BIOS akan menampilkan pesan “ CMOS Checksum Error“. Setelah aliran daya tersedia, kita harus men-setting ulang konfigurasi BIOS nya.
• CMOS = Complementary Metal Oxide Semiconductor.
Setting BIOS
1. Layar Menu BIOS
Menu BIOS terdiri dari beberapa macam yang memiliki fungsi yang berbeda-beda, adapun bentuk tanpilan menu BIOS dapat berbentuk Vertikal Maupun Horisontal, tergantung dari vendor pembuatnya.
Untuk melakukan setting BIOS dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual dan otomatis:
• Setting konfigurasi BIOS mode Auto, BIOS akan memberikan setting paling standard untuk motherboard ybs. Artinya setting Auto akan menjamin bahwa BIOS mampu menangani semua hardware yang terpasang, dan dijamin beroperasi dengan lancar. Tentu saja performa-nya adalah standar. Pilihan Auto biasanya tersedia dalam menu-menu yang bersifat “kritis”, yang butuh pengetahuan cukup untuk mengisinya dengan nilai-setting manual. Kata “kritis” disini berarti jika salah dalam memasukkan suatu nilai, bisa menimbulkan kerusakan mainboard maupun hardware terkait. Contohnya adalah setting pada Processor atau RAM.
• Setting konfigurasi BIOS mode Manual, Bios akan (berusaha) mengikuti setting sesuai kehendak user. Biasanya user memasukkan parameter-nilai setting secara manual untuk mendapatkan kualitas kinerja yang optimal dari semua hardware yang terpasang pada motherboard tsb. Tidak selalu BIOS akan berhasil mengikuti kehendak user (parameter manual), bagaimanapun BIOS juga memiliki keterbatasan. Jadi jika ingin menggunakan opsi Manual, user harus mengerti dengan baik batas kemampuan BIOS (mainboard) tsb. Contoh cara setting manual bisa dibaca pada artikel Setting RAM Mode Manual.
Fitur BIOS
Beberapa Fitur yang ada dalam menu BIOS diantaranya:
1. Chipset Feature Setup
Menu untuk mengatur konfigurasi fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh chipset, misalnya timing memori. Fasilitas ini berpengaruh pada kinerja komputer secara keseluruhan.
2. Power Management Setup
Menu untuk mengatur kinerja perangkat-perangkat sehingga memungkinkan untuk menghemat energi komputer.
• HDD Power Down : Berfungsi mengatur kinerja harddisk. Pilihlah “Enabled” agar harddisk akan dimatikan secara otomatis dalam selang waktu tertentu. Atau pilihlah “Disabled” agar harddisk terus aktif (tidak dimatikan) baik pada saat melakukan atau tidak melakukan suatu aktivitas pekerjaan.
• VGA Active Monitor : Berfungsi mengatur kinerja harddisk. Pilihlah “Enabled” agar monitor akan dimatikan secara otomatis jika dalam selang waktu tertentu. Atau pilihlah “Disabled” agar monitor terus aktif (tidak dimatikan) baik pada saat melakukan atau tidak melakukan suatu aktivitas pekerjaan.
3. PCI Configuration
Menu untuk konfigurasi perangkat-perangkat dan PCI, seperti alokasi IRQ.
4. Integrated Pheriperals
Menu untuk mengkonfigurasikan fasilitas-fasliitas yang berhubungan dengan perangkat terhubung dengan motherboard seperti harddisk controller, floppy disk controller, serial dan parallel port meliputi konfigurasi port dan IRQ. Non aktifkan yang tidak dibutuhkan untuk membebaskan IRQ.
5. Load Setup Defaults
Menu untuk meningkatkan kinerja komputer secara instant. Apabila komputer berjalan stabil dengan setting ini, Anda dapat melakukan konfigurasi setting tambahan.
6. Supervisor Password
Menu untuk membuat password supervisor, password ini berlaku untuk proses booting dan proses konfigurasi setup BIOS. Dengan kata lain, setiap orang tidak dapat mengaktifkan sistem operasi memasuki dan melakukan perubahan setup jika tidak dapat melewati password yang ini. melindunginya. Buatlah password supervisor atau abaikan jika dirasa tidak perlu.
7. User Password
Menu untuk membuat password user, password ini hanya berlaku untuk proses booting saja dan tidak bisa digunakan untuk mengubah konfigurasi setup BIOS. Dengan kata lain, sistem operasi tidak akan diaktifkan selama pengguna tidak melewati password akan tetapi dapat melakukan perubahan konfigurasi setup. Buatlah password user atau abaikan jika dirasa tidak perlu.
8. IDE HDD Auto Detiction
Menu untuk mendeteksi parameter-parameter harddisk yang dikenali komputer, seperti Type, Size, Cyls, Sector, Mode, dan sebagainya. Gunakanlah setting “Yes” untuk port yang aktif, dan settinglah “No” untuk port yang tidak digunakan.
9. HDD Low Level Format
Menu untuk melakukan proses format harddisk. Tidak semua komputer memiliki BIOS dengan fasilitas ini.
10. Save & Exit Setup
Menu untuk menyimpan berbagai kemungkinan perubahan konfigurasi setup dan keluar dari setup BIOS.
11. Exit Without Saving
Menu untuk mengabaikan berbagai kemungkinan perubahan konfigurasi setup dan keluar dari setup BIOS.
Ada beberapa cara untuk masuk ke Setup BIOS yaitu diantaranya :
Update BIOS
1. Update BIOS perlu dilakukan dalam situasi untuk hal-hal :
• Berusaha memperbaiki problem sistem hardware komputer
• Meningkatkan performa kinerja sistem terutama dalam kaitannya menangani hardware baru
• Mengganti Sistem Operasi, processor, modul RAM dimana BIOS-lama tidak mendukung suatu konfigurasi (hardware) baru yang akan diterapkan.
2. Adapun yang perlu Diperhatikan sebelum meng UPdate BIOS antar lain:
• Cek versi BIOS Laptop Anda Saat ini
Langkah pertama yang mesti dilakukan sebelum proses update BIOS adalah cek versi BIOS Laptop Anda saat ini. Anda bisa memasukan perintah “msinfo32” tanpa tanda kutip pada search bar di Windows 7/Vista atau pada menu RUN di Windows XP.
• Cek versi BIOS terbaru di vendor Motherboard
Vendor Motherboard biasanya selalu menyediakan update untuk BIOS-nya langkah selanjutnya adalah cek versi terbaru BIOS di vendor motherbnard yang Anda pakai
• Jangan lupa untuk Membaca File Read Me
Setiap vendor mempunyai cara dan teknik berbeda dalam proses update BIOS, karena itu baca secara teliti file Read Me yang disediakan oleh vendor motherboard tersebut.
• Proses Update BIOS
Saat ini proses Update BIOS dilakukan dengan cara yang lebih mudah, Anda tinggal download Update BIOS terbaru dalam bentuk file .exe, close/ tutup semua program yang sedang berjalan kemudian double klik file .exe tersebut, reboot dan tunggulah sampai proses update berjalan. Jika proses update TERHENTI di tengah alias tidak selesai, maka bisa dipastikan komputer/Laptop Anda tidak akan bisa booting, karena itu pastik`n power di Laptop dalam posisi full atau bahkan gunakanl`h Uninterruptible Power Supply (UPS) untuk mencegah jika tiba-tiba mati lampu.
AMI-BIOS
• Beep 1x – RAM (memory) rusak atau tidak terpasang dengan benar. Solusinya, lepaskan RAM lalu bersihkan alur PCB pada kaki RAM menggunakan penghapus dan pasang kembali. Jika masalah berlanjut, coba cari pinjaman RAM yang sesuai sebelum membeli yang baru.
• Beep 2 x – RAM bermasalah (Memory Parity Error in first 64KB block)
• Beep 3 x – RAM bermasalah (Memory Read/Write Error in first 64KB block)
• Beep 4 x – Motherboard bermasalah. Motherboard timer tidak berfungsi dan kemungkinan perlu diganti.
• Beep 5 x – Processor bermasalah. Perlu diganti.
• Beep 6 x – Biasanya menunjukkan keyboard yang rusak, atau tidak terpasang dengan benar. Cek soket keyboard yang menancap pada bagian belakang casing. Jika masalah berlanjut, gantilah keyboard. Soket keyboard dari jenis PS-2 lebih rawan rusak daripada jenis USB.
• Beep 7 x – Processor bermasalah (Processor Exception Interrupt Error), perlu diganti.
• Beep 8 x – Graphic card (VGA) rusak atau tidak terpasang dengan benar pada slot. Solusinya sama dengan masalah RAM di atas.
• Beep 9 x – BIOS/Motherboard bermasalah (ROM checksum Error ). Perlu mengganti chipset BIOS atau motherboard.
• Beep 10 x – Motherboard bermasalah (CMOS shutdown Read/Write error). Kemungkinan perlu penggantian motherboard.
• Beep 11 x – Checksum-Error. Periksalah baterai CMOS pada motherboard. Biasanya kalau baterai tidak terpasang dengan benar, seringkali dayanya sudah habis. Solusinya belikan baterai CMOS yang baru.
Award-BIOS
• Beep 1x panjang terus menerus : RAM rusak, atau tidak terpasang dengan benar.
• Beep 1x panjang, 1x pendek : Ada masalah dengan RAM atau Motherboard
• Beep 1x panjang, 2x pendek : Graphic card rusak atau tidak terpasang dengan benar
• Beep 1x panjang, 3x pendek : Keyboard rusak atau tidak terpasang dengan benar
• Beep 1x panjang, 9x pendek : Ada masalah dengan Bios / Bios rusak. Terus terang untuk kasus ini solusinya susah. Karena kita harus membelikan chipset BIOS baru yang spesifikasinya sama, dan itu sulit didapat. Beruntunglah jika Anda bisa mendapatkan chipset bekas kanibal.
Beep pendek tak terputus : Ada masalah dengan tegangan dari power supply unit (PSU). Jika komputer Anda mengalami masalah seperti ini, segera matikan komputer dan jangan mencoba menyalakan kembali karena beresiko kerusakan fisik (terbakarnya) komponen motherboard. Solusinya, belikan PSU yang baru.
Ada 2 kode beep utama untuk Award BIOS:
• 1x beep panjang dan 2x beep pendek – Video error, VGA bermasalah. Periksa posisi VGA card.
• 2x beep pendek – Non-Fatal Error. Periksa posisi RAM dan kondisi komponen yang lain.
Phoenix-BIOS
Kode beep Phoenix – Award BIOS berupa serangkaian bunyi beep yang dipisahkan oleh pause. Contohnya: beep — beep beep — beep — beep beep artinya 1-2-1-2
• Beep 1 – 1 – 4 – BIOS mengalami kerusakan.
• Beep 1 – 2 – 1 – Motherboard rusak.
• Beep 1 – 3 – 1 – Ram rusak atau tidak terpasang dengan benar.
• Beep 3 – 1 – 1 – Motherboard rusak
• Beep 3 – 3 – 4 – Graphic card rusak atau tidak terpasang dengan benar.
• Beep 1 – 1 – 4 – 1 – Processor bermasalah (Cache Error)
• Beep 1 – 2 – 2 – 3 – Baterai CMOS minta diganti/BIOS bermasalah (BIOS ROM Checksum)
• Beep 1 – 3 – 1 – 1 – DRAM Refresh Test
• Beep 1 – 3 – 1 – 3 – Keyboard controller test
• Beep 1 – 3 – 4 – 1 – RAM bermasalah (RAM Failure on address line xxxx). Cek memory
• Beep 1 – 3 – 4 – 3 – RAM bermasalah (RAM Failure on data bits xxxx of low byte of memory bus)
• Beep 1 – 4 – 1 – 1 – RAM bermasalah (RAM Failure on data bits xxxx of high byte of memory bus)
• Beep 2 – 1 – 2 – 3 – ROM copyright notice
• Beep 2 – 2 – 3 – 1 – Test for unexpected interrupts
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar